Hidup di dunia penuh pancaroba, propaganda, drama, bikin gua rasa muak, ,mual, loya. Kadang kadang jijik, geli, berlengas. Macam ketiak yang tidak basuh berminggu minggu. Pengotor!
Tapi aku tetap susun jemari aku tanda bersyukur. Alhamdulillah. Aku lagi bisa makan. Aku lagi bisa minum. Aku lagi bisa bernafas. Malang benar mereka yang hanya bisa makan minum tanpa mengunyah sebaliknya pakai tiub, terus ke saluran saluran dalam badan yang aku sendiri kurang pasti apa apa. Lebih malang lagi bila aku lihat, mereka yang tak sempat bernafas selama 22 tahun seperti aku. Kasihan.
Tapi aku juga homosapien. sama seperti kamu dan kamu. ya, pasti juga kamu. Aku juga puaka. Aku juga celaka. samanya juga seperti kamu dan kamu dan ya, pasti kamu juga.
Terkadang jiwa ini kering. kontang. Mungkin terlalu pantas air mengalir. Hanya jantung mampu berdenyut laju bila dikatakan ada keperitan yang menyinggah. Selebihnya, otak akan berputar ligat, jemari akan pantas menaip. Ya. itu aku bisa.
Goyang goyang lutut. Cucuk cucuk telapak kaki. Penat. Lelah terkejar kesana kemari. Bukan mengeluh. Terdetik dalam hati. Bokap aku lebih penat dari yang ini. Nyokap aku juga lebih perit dari yang ini. Lalu aku gagahkan diri.
Ah, sial sial!
Terlalu banyak suara bermain dalam minda. Sampai jemari tak tahu mahu menaip yang mana.
Sial. Sial. Memang sial.
No comments:
Post a Comment